Angin Subuh
Fajar,
Sebentar
lagi merona,
Tergugup
disambut letup
Membaur,
Dengan
embun yang berhamburan
Mengepakkan
sayapnya
Dalam
titik angin
Angin,
Meracau
suaranya,
Disematkannya
sepi,
Pada
ujung pagi
Lalu,
Pagi
yang malas,
Bangun
dari tidurnya
Dibukanya
selimut,
Jendela,
Tanpa
menoleh lagi
Dipandanginya,
Wajah
embun,
Yang
terekam kaca,
Bicara
telah tiada
Sirna,
”Kaukah,
gemuruh subuh?”
”Kuhadiahkan
debu,
Dalam
keruh”
”Begitukah?”
Tanyamu,
31 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini