Kedasih


Kedasih

Jiwaku,
Menjelma menjadi seekor burung kedasih
Yang hanya terbang dan berbunyi pada malam hari
Bukan kicau, bukan pula siul
Tetapi rintihan,
Sayatan suaraku, selalu ditafsirkan sebagai tanda kematian

Aku kebingungan jalan,
Tidak tahu arah,
Hinggap di atas dahan trembesi tua
Disapu gerimis,
Direjam keadaan,
Mematuki waktu,

Lampu-lampu perkotaan membuatku silau
Deru mobil-mobil mewah memekakkan kedua telingaku
Baju gemerlap, emblem, basa-basi pejabat membuatku takut mendekat

Rintihanku,
Nyaris Tak terdengar
Sayatanku,
Tidak pernah sampai di hati-mu

Aku,
Hanya burung kedasih
Yang tak pernah dirindukan atau diharapkan suaranya

Aku,
Tenggelam,
Menyerah dalam ketiadaan
Terendam musna,
Dan tergeletak,
Di cakrawala antah berantah
Jiwaku,
Menggigil dalam pasungan sepi,

Masihkah,
Rintihanku memiliki arti bagi-mu?



26 Desember 2011



K G P H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini