Kerikil, Debu, Selokan Mampet,
dan Layang-Layang
Pernah,
Suatu ketika,
Kudengar bisik-bisik kerikil
Menawarkan permukaannya
Yang tidak merata
Bagi debu,
Untuk sejenak
Menanggalkan derunya
Menatap air selokan yang mampet
Sambil berkata ;
”Hari ini tidak turun hujan”
”Bukan,
”Kau kan,
Yang setiap hari dikencingi si
anu,
Dari anu,
Deretan waktu, antah berantah?”
Lalu,
Tiba-tiba saja,
Satu layang-layang putus
Mendarat tepat
Di sebelah kirimu
Senarnya yang amburadul
Menciumi pipi genangan air,
Yang mirip jelaga lumut
”Ah, kau ini, jangan ganggu
ketermenunganku!”
Selokan,
Tidak berapa lama,
Kelaliman waktu,
Meretas heningnya.
Sendiri,
27 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini