Berkaca
Kembali dari pengembaraan jiwa
Kelana tanpa tujuan
Yang memutih dijemput rentang
usia
Aku berkaca,
Pada bias wajahmu,
Pada binar mata-mu,
Tapi,
Ini wajah siapa?
Pancawarna,
Spektra,
Ion,
Wajahku ditelan masa silam
Wajahmu,
Menyembul dari puncak
keperawanan lamunanku
Aku dihantarkan waktu,
Ditelanjangi waktu,
Dikangkangi waktu,
Diperkosa waktu,
Disetubuhi waktu,
Waktu,
Telah menghamili kesadaranku
Dan aku tak tahu,
Kapan aku dapat melahirkannya?
Dalam wujud syair,
Mungkin juga dongeng
Tentang pertikaian dusta dan
kebenaran
Bukankah dusta,
Adalah wajah kebenaran
Yang belum tersingkapkan?
Di wajahmu,
Aku memantulkan teka-teki,
Mungkin juga janji,
Dan, mungkin juga tak pernah
dapat kutepati,
26
Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini