Kembang Kedawung
Purnama,
Mengibaskan geraian rambutnya
Di atas dahan kedawung
Ia tidak segera bergegas
Sinarnya tersangkut di
lembar-lembar daun
Lalu merupa dalam wajah
keperakan
Ada yang ingin diceritakannya
kepadaku
Tetapi aku selalu kesulitan mendengar
suaranya
Pohon kedawung,
Yang berdiri di tepi jalan itu
Kini sedang berbunga,
Aku tak ingin memetiknya
Karena angin,
Telah dengan lembut
Menanggalkan helai demi helai
kelopaknya
Jatuh di pangkuanmu
Adakah jemariku lebih lembut
daripada angin?
Aku sendiri bingung,
Karena tiba-tiba,
Jemarimu telah menyelipkan
guguran bunga kedawung itu
Di telingaku
Dan aku,
Tertidur di pangkuanmu,-
20 Desember 2011

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini