Kepingan Kaca
Tanganmu
terluka
Kena
pecahan kaca
Dan
darah yang menjerit
Menyayat-nyayat
tangisnya
Matamu
memerah,
Tetapi
bukan karena air mata
Kaca,
Yang
telah menjadi kepingan-kepingan
Kecil,
Tiada
terhitung lagi
Dikenangkannya,
Beberapa
saat
Mungkin
kurang dari dua jam yang lalu
Simbol
kecantikan
Masih
melekat
Dalam
pantulan lentera
Yang
saling pandang
Dengan
wajah kaca
Yang
terbungkus temaram
Lalu,
Ketika
sumbu lentera templek yang haus
Sudah
tak menemukan lagi genangan minyak di bawah kakinya
Mampirlah
derap gulita itu,
Di
atas pangkuanmu
Dan
jari tanganmu
Yang
sedang berpacu
Dengan
pantulan lentera
Dalam
temaram kaca
Sebentar
saja,
Adakah
sesuatu telah terjadi?
Tanganmu
yang terluka
Semakin
kusam
Dalam
jeritan darah
Kamu,
Masih
saja memunguti,
Kepingan
kaca itu
24 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini