Perintah Malam-Malam


Perintah Malam-Malam

Datanglah perintah
Malam itu
Dalam wujud sepucuk surat
Terbungkus amplop berwarna cokelat tua
Di atas meja

Dibaca isinya
“Hari ini juga, mundur dari jabatan”.
Begitulah kira-kira
Bukan esok hari
Atau lusa
Harus hari ini
Tanpa upacara
Tanpa interupsi dan interaksi
Tanpa ba bi bu

Lelaki lanjut usia itu
Beranjak dari tempat duduknya
Sebuah dipan bambu yang reot
Berderit-derit suaranya

Lalu,
Istrinya berjalan mendekat
Kepada lelaki tua itu
Dan berkata,
”Apakah esok, masih memberi kita jawaban?”
Sepatah kata
Agaknya terlalu berat
Untuk menggambarkan peristiwa

Malam itu,
Segera dikemasinya
Segala barang,
Perabot,
Baju,
Dan sisa-sisa makanan sore tadi

Mereka berdua pergi
Ditinggalkannya dipan bambu,
Gubug bambu penuh lubang
Yang sudah tujuh puluh lima tahun
Menjadi suaka gelak tawa mereka

Langkah mereka
Mengambang
Seperti bungkus makanan
Hanyut di kali keruh

Muka mereka
Juga keruh
Tidak ada gambaran suka maupun duka
Malam masih teramat panjang
Untuk diarungi
Dengan berjalan kaki.

Lalu,
Keesokan paginya
Ada berita di pojok koran
Sepasang suami istri, penjual mercon
Yang biasa mangkal di trotoar jalan simpang lima

Tewas bunuh diri
Tergeletak
Di rel kereta api

17 Oktober 2011


                                                                                                                                                                                K G P H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini