TERSINA TUKANG JAMU
Tukang jamu obral suara
Banting harga merangkai goda
Terpana .... terpana ... makin
terpana
Palsu yang jitu diramu
Serimpang kunyit sebiji pahit
Sebutir pelor agaknya lebih mujarab ketimbang sebutir telor
Ia meracik, meramu, dan
mengaduknya dengan ngilu
Lidah menjulur mata pun mulai
kabur
Hiruk – pikuk pasar membuat
hatinya terbakar
Hangus .... seperti harapannya yang pupus
” Rasakanlah jamu ini tuan....
Agar engkau tahu betapa pahitnya penderitaan ”
Tukang jamu merajut doa di
ujung senja
Tak ada yang tersisa selain
tawa dan air mata
Dibawanya pulang ke pangkuan
istri tercinta
8 Maret 2007

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini