UNTUK SEBUAH NAMA
….
Ada sebuah batu cadas di sudut
pantai itu
Di bawahnya … terhampar ribuan butir
pasir yang mengering
Di terjang amukan sorot mentari
yang makin kerontang
Dan hari ini …
Aku datang menjenguk sebongkah
batu cadas itu di sudut hatiku
Ku coba hempaskan nafasku yang mulai sesak
Ku rebahkan jiwa ini dalam pelukan sepi
Bersama selimut senja yang kian sendiri
Dengan segumpal lesu yang masih membeku
Ada senyum di balik dinginya malam itu
Ada secerca indah di rumpun semak lamuananku
Yang datang menjemputku dalam alunan
Ia menyanyikan sebuah lagu yang tak berbunyi
Sebab aku tak mendengar apapun ….
Aku tak melihat sesosok apapun jua …
Yang kudengar hanya bisikan senja yang tersisa
Yang kulihat hanya segumul awan yang masih ada
Di sini … di sebuah bilik hati kecilku….
Hingga senyum itu …
Untuk kemudian datang melukis
namamu ..
Torehkan ornamen indah di
dinding nuraniku
Senyum itu .. mengembangkan
sayap jiwaku yang patah
Sejenak aku terbang bersamanya..
Menembus langit – langit mimpi yang indah ..
Jauh di atas lengkung cakrawala fikiran yang kelam
Tentangmu yang saat ini ada di hati …..
Jiwaku berjalan di atas pasir cintamu…
Telusuri satu demi satu hati yang retak
Ya…. Retak dan sobek oleh tikaman sang cinta
Yang saat ini tengah kau balut ….
Akankah senyum itu masih untukku …say..
Akankah aku masih dapat memiliki cinta itu…
Aku tak pernah tahu ….
Yang ku tahu hanya bahwa …. Jauh di dasar
nuraniku…
Telah terlukis senyum …. Dan namamu…..
Meski intaian sepasang mata perpisahan terus mengikutiku
Walau guntur kenyataan masih terus menggelegar …
Aku tak peduli ….
Sebab yang ada dalam hatiku …. Hanya engkau
….
Nama ….yang tak pernah ku lupa
Ku tulis sebuah coretan usang ini… hanya tuk sebuah nama yang tak kan
pernah ku lupa… untuk sebuah senyum yang slalu menggantung di bibir indahmu ….,
ketika aku keluar dari penjara sepi di bilik sunyi hatiku…. Ketika jiwaku yang
lumpuh ..mampu kau bangkitkan dan kau ajak aku tuk lewati setapak jalan indah
ini ….. semuanya tak kan pernah ku lupa … tak akan…. Engkau adalah nama yang
mampu terlukisdalam aliran darahku …. Pantai Parang Kusumo adalah saksi
akan semua ini …..tentangmu yang masih di hati
….Rudhatie.
Yogyakarta,
5 Juni 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini