Perjanjian Zaman
Tik-tak
Tik-tak
Detak
jarum arloji mengeja waktu
Mendikte
zaman yang sibuk mengeram
Apakah
yang dieraminya?
Iklim,
cuaca, suhu?
Ohh..kitalah
yang dierami olehnya
Keinginan
dan keadaan
Seperti
pedang bermata dua
Nasib
menikam dengan ujung sumpitnya
Tepat
di pusaran logika
Lalu
terjadilah kenyataan
Tanpa
kaki dan tangan
Ia
melaju kencang
Menggelinding
seperti roda pedati
Dan
menggilas kita
Seperti
margarin dalam adonan roti
Zaman
yang renta
Tetap
subur penghlihatannya
Tak
pernahkah ia lupa?
Bahwa
dulu,
Ia
berjanji kepada takdir
Untuk
setia berjalan bersama
Tetapi
nasib jauh lebih bijak
Menghakimi
tanpa konstitusi
Ia
punya persepsi sendiri
Ia
punya kamus khusus
Untuk
menerjemahkan takdir
Ia
punya tradisi tersendiri
Untuk
menuntaskan cinta yang penuh teka-teki
Beranikah
jarum arloji menerka-nerka?
Seberapa
hebat waktu menelanjangi keadaan?
Aku,
Kau,
Dia,
Mereka,-pun
Dihakimi
oleh nasib
Tidak
ada persekutuan advokasi untuk melawannya
Ia
telah membawa sangkaan, dakwaan, vonis,
Sekaligus
saksi dalam dirinya
Entahlah,
Kapan
waktu, nasib, dan takdir
Kembali
mengikat janji?
Mereka
tentu jauh lebih mengerti
Daripada
prediksi-prediksi
Dan
asumsi yang mengendap dalam pikiran kita!
13 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini