Sajak Telanjang


Sajak Telanjang

Hujan masih berbaju gerimis
Seperti gamis
Malu-malu berlenggang dijemput sepoi angin gurun
Bianglala yang kurang sempurna
Menengadah doa
Sekejap saja
Kemudian hujan menanggalkan bajunya,
Telanjanglah ia
Berlari dalam dekap malam
Dan malam, melucuti waktu
Sampai waktu tak kuasa menolaknya lagi
Lalu bulan berkaca pada bias
Bekas tapak kaki pelangi
Yang kian sembunyi
Tahukah kau?
Persinggahan singkat di losmen cakrawala ini?
Seperti bias bianglala
Yang tak sempat menitipkan pesan kepada gerimis
Seperti embun yang belum sempat terjaga
Ketika malam makin melucuti sunyi
Benarkah?
Kini hatiku telah benar-benar telanjang
Mendekap cintamu
Di antara sajak-sajakku

(catatan untuk istri dan anakku)
Surabaya, 5 Oktober 2011



K G P H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Saran/Kritik disini Untuk Kelengkapan dan Kebaikan Blog Ini